Minggu, 09 September 2018

[REVIEW] Mecapan: First Beauty Services Platform in Indonesia!

Hi!

Image result for mecapan first beautyBerbicara tentang berdirinya perusahaan start-up di Indonesia, terutama di bidang teknologi untuk penyediaan jasa kecantikan dan perawatan diri, masih cukup terbilang jarang. Dan beruntungnya, di Indonesia kini telah hadir perusahaan bernama Mecapan yang bergerak dalam bidang teknologi penyedia jasa kecantikan dan perawatan diri dengan slogannya "Breaking Barriers for Beauty". Slogan tersebut tentunya menjadi tujuan atau objektif berdirinya Mecapan, yakni untuk memfasilitasi dan memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan pemesanan atau booking tempat-tempat penyedia jasa kecantikan dan perawatan diri. Eits, tapi bukan berarti Mecapan hanya bisa digunakan oleh kaum hawa yaa! Justru, Mecapan juga terbuka unuk seluruh jenis kalangan dan gender, karena jasa-jasa yang disediakan di aplikasi Mecapan juga tidak terbatas hanya untuk wanita saja kok!

Kali ini, saya dan dua teman saya bernama Fijra Syamlan & Caeseria Ayu sebagai University Ambassador Mecapan Batch #1, akan melakukan review mengenai aplikasi Mecapan. Penasaran? Yuk disimak!

1. TENTANG APLIKASI
1.1. Nama Aplikasi 

Mecapan merupakan kata yang mudah diingat dan langsung menjurus ke arah kecantikan, pasalnya, mecapan mengingatkan kita dengan kata dalam bahada Inggris yang dicampur dengan Bahasa Indonesia  yakni 'make up-an'. Kata ini kata yang lazim mengingat kata ini sudah umum digunakan di masyarakat. Jadi, nama yang diberikan untuk aplikasi ini mudah diingat. Good job! Namun, nama dan dasar nama 'Mecapan' ini cenderung identik dengan perempuan, padahal, kiranya aplikasi ini juga menyediakan treatment untuk para lelaki yang bisa dilihat pada poin 3 review ini.

1.2. Tampilan Aplikasi
Aplikasi didominasi oleh warna hijau dan hijau tosca. Hal ini menjadikan bahwa aplikasi tidak semata mata didedikasikan untuk perempuan saja, tetapi juga lelaki. Hal ini dilakukan karena meskipun nama aplikasi identik dengan kegiatan yang dilakukan wanita, tetapi fitur yang disediakan sebenarnya juga didedikasikan untuk khalayak umum, tidak terkecuali kaum lelaki. Jadi, tampilan dalam segi warna cukup representatif. Well done!

Tampilan aplikasi apabila dilihat dari segi efektivitasnya sudah sangat baik. Pasalnya, pada menu 'home' di aplikasi ini memperlihatkan adanya kategorisasi dari treatment yang ada, yakni wajah, rambut, dan tubuh. Sehingga customer dapat secara cepat menemukan treatment yang diinginkan. Dibagian paling atas menu inipun menunjukkan highlight penawaran dari Mecapan untuk customernya sehingga customer tertarik untuk memesan beauty provider melalui aplikasi ini.

Pada menu 'Booking' juga sudah sangat baik, aplikasi menyediakan informasi atas treatment yang belum dilakukan, sudah dilakukan, dan batal dilakukan. Pada treatment yang belum dilakukan juga terdapat informasi terkait status booking saat ini, apakah sudah diterima oleh beauty provider atau belum sehingga customer mendapatkan kepastian dengan mudah dari beauty provider.
Pada menu ini juga, customer dapat mengetahui informasi penting terkait pesanan beserta kontak beauty provider yang dibooking sehingga dapat dihubungi lebih lanjut secara personal. Hal ini tentunya sangat berguna bagi customer apabila terdapat pertanyaan yang ingin disampaikan dan kebutuhan lainnya dengan beauty provider.

Dibagian paling atas menu 'Booking' menunjukkan treatment terdekat yang sudah dibooking, hal ini memudahkan customer untuk mengingat jadwal treatment nya. Nice job to remind us!

Pada menu 'Account', hal unik yang ada ialah adanya keterangan fisik customer seperti panjang rambut, berat badan, dan jenis kulit. Kemungkinan hal ini bermanfaat bagi beauty provider untuk mendapat gambaran atas clientnya sehingga dapat menentukan treatment terbaik yang dapat diberikan.

1.3. Jenis Treatment
Treatment yang ditawarkan diaplikasi ini sangat lengkap, jauh lebih lengkap dari aplikasi manapun yang sejenis. Contohnya kategori wajah yang terdiri dari perawatan bulu mata, alis, make up, dental, dsb yang tidak disediakan aplikasi lain. Hal ini mendekatkan akses masyarakat terhadap berbagai jenis pusat kecantikan yang diinginkan yang tidak disediakan oleh aplikasi lain.

2. AKUN PENGGUNA
2.1. Membuat akun baru
Sebagai pengguna baru dalam aplikasi Mecapan, tersedia fitur "Create new account" atau login dengan media sosial kamu via Google dan Facebook. Untuk membuat akun baru, pada fitur "Create new account" tentunya kamu akan diminta untuk memasukkan nomor telepon yang digunakan guna keperluan pengiriman kode rahasia untuk kebutuhan pembuatan akun baru melalui SMS. Setelah kamu mendapatkan nomor kode rahasia tersebut, kamu diminta untuk memasukkan kode rahasia tersebut di salah satu kolom pengisian saat membuat akun baru. Hal ini tentunya dilakukan untuk menjamin kerahasiaan data dan keamanan serta kenyamanan pengguna aplikasi Mecapan dalam menggunakan aplikasinya. Jadi jangan takut data kamu tersebar ya! Dan ketika semua data sudah kamu isi dengan benar, dan yup sekarang kamu sudah terdaftar sebagai pengguna akun Mecapan yang terverifikasi! Mudah banget kan?

Untuk masuk ke aplikasi Mecapan melalui akun Google dan Facebook juga bisa kamu lakukan jika kamu memilikinya dan tidak perlu repot-repot isi data akun baru. Tapi pastikan email dan password kamu terisi dengan benar yaaa! Dan Mecapan juga memperbolehkan penggunanya untuk membuat akun lain dengan nomor telepon yang sama, tentunya hal ini memudahkan pengguna dalam menggunakan aplikasi Mecapan.

2.2. Tampilan Tab Profile pada Aplikasi


Tampilan aplikasi Mecapan juga terlihat sangat simple tapi elegan dengan corak warna tosca dan putih yang sesuai dengan tren saat ini. Pada tab profile akun pengguna, pengguna dapat memilih foto sebagai gambar profil agar pengguna dapat merasa lebih nyaman dengan aplikasinya. Pada tab ini, juga akan tersedia data mengenai diri pengguna; seperti tanggal lahir, gender, jenis kulit, panjang rambut, dan berat badan. Hal ini tentunya dapat dijadikan referensi bagi pengguna dalam memilih fitur-fitur jasa apa yang akan digunakan melalui aplikasi Mecapan kedepannya, seru banget ya!

3. FITUR APLIKASI





4. TAWARAN APLIKASI
4.1. Diskon

Potongan harga yang ditawarkan aplikasi ini sangatlah menguntungkan customer. Pasalnya discount yang diberikan berlaku untuk seluruh jenis perawatan di berbagai lokasi, sehingga dimanapun lokasi customer, mereka tetap mampu mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan beauty treatment yang terjangkau.

Besaran discount dimulai dari 30%, ini merupakan persentase yang sangat menguntungkan karena discount semacam ini tidak diberikan oleh aplikasi lain.

4.2. Challenge in Social Media

Mecapan menyediakan bentuk lain untuk menikmati potongan harga untuk setiap jenis treatment, yakni melalui challenge mingguan yang dilakukan melalui Instagram Mecapan. Challenge ini dilakukan di lokasi yang telah dikategorikan dan selalu bergilir sehingga setiap customer dari berbagai wilayah mendapat kesempatan yang sama untuk menikmati treatment kecantikan yang terjangkau.

Challenge ini memungkinkan customer yang beruntung dan berusaha untuk mendapatkan treatment dengan discount 30%-100%. Amazing!

4.3. Events

Selain berdedikasi mereduksi halangan terhadap akses kecantikan, mecapan sebagai perusahaan juga menawarkan banyak events yang sangat bermanfaat baik bagi customer maupun beauty provider. Events yang dilakukan bervariasi dan mayoritas gratis.
Beberapa events yang dilakukan antara lain free pampering day, free make up class with professional MUA, dan lainnya.

Namun, dari seluruh penawaran diatas, belum banyak penawaran yang juga dapat dinikmati oleh lelaki. Mayoritas masih dikhususkan untuk perempuan. Diharapkan, aplikasi ini dapat menjangkau jenis kelamin lelaki sebagai target pasar.



Udah baca full tentang Mecapan tapi belum jadi pengguna aplikasinya? Yuk segera download aplikasi Mecapan (tersedia di AppStore & PlayStore - ketik "Mecapan"). Dan nikmati limpahan diskon & jenis treatment untuk 600++ penyedia jasa kecantikan & perawatan diri favorit kamu!


With love,
- Desi, Fijra, Sasha
Mecapan University Ambassador Batch #1

Senin, 19 Maret 2018

Journal Review #5: Hubungan antara Manajemen Pengetahuan dan Kinerja Organisasi - Sebuah Uji pada UKM di Malaysia

Hubungan antara Manajemen Pengetahuan dan Kinerja Organisasi - Sebuah Uji pada UKM di Malaysia 

Jurnal oleh: Shiaw-Tong Ha, May-Chiun Lo, Yin-Chai Wang
Ulasan oleh: Desi Likman Daniyasti (Teknik Industri UI 2015)

Pada tugas kelima mata kuliah Sistem Informasi, saya akan mengulas mengenai paper yang berjudulkan Relationship between Knowledge Management and Organizational Performance - A Test of SMEs in Malaysia yang ditulis oleh Shiaw-Tong Ha, May-Chiun Lo, Yin-Chai Wang dari Universiti Malaysia Sarawak. Pada bab pendahuluan, penulis mencoba memberikan penjelasan awal maksud dan peran dari manajemen pengetahuan bagi perusahaan. Manajemen pengetahuan merupakan kemampuan perusahaan/organisasi dalam mengelola pengetahuan seperti memperoleh pengetahuan dari organisasi internal atau eksternal, mengubahnya menjadi strategi atau ide baru, menerapkan dan melindunginya. Dengan menambahkan konsep kemampuan manajemen pengetahuan ke dalam operasi, banyak informasi pelanggan yang dapat ditangkap dan hal ini dapat membantu industri jasa untuk memperbaiki kualitas layanan secara keseluruhan dan waktu respons layanan yang lebih cepat. Tujuan penelitian ini dilatarbelakangi oleh investigasi hubungan antara kemampuan manajemen pengetahuan dan kinerja organisasi yang sangat penting bagi perusahaan untuk lebih jauh mengeksplorasi konsekuensi manajemen pengetahuan. Namun, masih kurangnya studi yang menyelidiki hubungan antara kemampuan manajemen pengetahuan dan kinerja non-keuangan serta temuan penelitian sebelumnya masih belum meyakinkan dengan hal hubungan kemampuan manajemen pengetahuan dan kinerja, beberapa peneliti menemukan bahwa tidak setiap dimensi kemampuan manajemen pengetahuan berkorelasi secara signifikan dengan kinerja, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan dengan memeriksa hubungan antara dimensi individual kemampuan manajemen pengetahuan dan kinerja organisasi yang lebih spesifik yang mencakup indikator kinerja non keuangan di kalangan UKM di sektor jasa di Malaysia. Pengetahuan bagi perusahaan/organisasi memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sangat penting bagi sebuah organisasi untuk mengembangkan serangkaian proses atau prosedur untuk mengelola aset pengetahuan mereka dengan lebih baik. 

Kinerja organisasi mencerminkan kemampuan sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan dan bertahan di pasar. Hal ini juga dikenal sebagai hasil tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh anggota organisasi untuk mengukur seberapa baik sebuah organisasi telah mencapai tujuannyaKinerja organisasi sebagian besar dinilai melalui pengukuran kinerja berbasis finansialUkuran finansial yang paling banyak digunakan adalah return on assets (ROA), return on investment (ROI), return on equity (ROE), pangsa pasar, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas. Kinerja organisasi ditentukan oleh 5 faktor; yaitu integrasi sistem, operasi, manusia, pelanggan, mitra dan manajemen. Penting bagi organisasi untuk memasukkan ukuran kinerja non-keuangan untuk menilai manfaat tak berwujud seperti kepuasan klien, kepuasan kerja, kemampuan inovasi, efisiensi proses bisnis internal, dan peningkatan kinerja dari aset tak berwujud. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan indikator kinerja non finansial dan keuangan untuk mengukur kinerja organisasi karena harus dipandang saling melengkapi satu sama lain.

Gambar 1. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual dibuat untuk menunjukkan hubungan antara kemampuan manajemen pengetahuan dan kinerja organisasi. Peneliti berargumentasi bahwa empat dimensi kemampuan manajemen pengetahuan (knowledge acquisition, knowledge conversion, knowledge application, dan knowledge protection) memiliki hubungan positif dengan dua aspek kinerja organisasi, yaitu kinerja non keuangan dan kinerja keuangan.

  1. Akuisisi Pengetahuan: Akuisisi pengetahuan diharapkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. Hal Ini melibatkan proses memperoleh pengetahuan, baik dari dalam maupun luar organisasi. Akuisisi pengetahuan yang tepat meningkatkan persediaan pengetahuan yang tersedia bagi organisasi, sehingga memberi organisasi kemampuan yang lebih baik untuk membuat keputusan tepat waktu dan penting bagi kinerja organisasi yang superior.
  2. Konvensi Pengetahuan: Pengetahuan yang didapat harus diorganisasikan, diintegrasikan, dan disajikan dengan cara yang lebih efektif agar bermanfaat. Konversi pengetahuan memungkinkan organisasi untuk meningkatkan keahlian dan efisiensi mereka dengan mengubah pengetahuan yang didapat menjadi pengetahuan organisasi yang berlaku, dan mendistribusikan pengetahuan ke tempat yang dibutuhkan.
  3. Aplikais Pengetahuan: Aplikasi pengetahuan adalah proses yang melibatkan penggunaan pengetahuan aktual untuk pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Selain itu, aplikasi pengetahuan dapat membantu mentransformasikan pengetahuan dari menjadi alat kekuatan potensial menjadi inovasi atau penemuan aktual yang dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan
  4. Perlindungan Pengetahuan: Karena pengetahuan dianggap sebagai sumber penting keunggulan kompetitif berkelanjutan untuk bisnis modern, perhatian yang lebih harus diberikan pada perlindungan pengetahuan agar tidak terjadi tiruan oleh pesaing. Penggunaan proses perlindungan pengetahuan tertentu seperti hak paten, merek dagang, rahasia dagang atau kontrak terbuka sangat penting untuk memungkinkan pengetahuan diamankan          
       Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin pentingnya pengetahuan telah memotivasi perusahaan  untuk menerapkan manajemen pengetahuan sebagai praktik penting dalam mengembangkan strategi bisnis mereka. Untuk lebih meyakinkan bisnis untuk menerapkan manajemen pengetahuan, bisnis harus memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai konsekuensi penerapan manajemen pengetahuan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pelaku bisnis dengan menunjukkan bukti empiris dari hubungan antara kemampuan manajemen pengetahuan dan kinerja organisasi.


        Sumber asli jurnal:
      Ha, S., Lo, M., Wang, Y., 2016, Relationship between Knowledge Management and Organizational Performance - A Test of SMEs in Malaysia, doi: 10.1016/j.sbspro.2016.05.438.
        Available at: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042816305225

Minggu, 18 Maret 2018

Journal Review #4: Penunjang Manajemen Pengetahuan untuk Implementasi Perencanaan Sumber (ERP) Daya Perusahaan

Penunjang Manajemen Pengetahuan untuk Implementasi Perencanaan Sumber (ERP) Daya Perusahaan

Jurnal oleh: Saide dan Mahendrawathi ER
Ulasan oleh: Desi Likman Daniyasti (Teknik Industri UI 2015)


Pada tugas keempat Mata Kuliah Sistem Informasi, saya mengulas paper yang berjudulkan Knowledge Management Support for Enterprise Resource Planning Implementation oleh Saide dan Mahendrawathi ER. Pada bab pendahuluan, penulis menjelaskan apa saja permasalahan perusahaan terkait ERP; yakni transisi antara tim penyelenggara ERP, keterbatasan dana yang dibutuhkan untuk membayar pelatih, konsultan, dan pihak eksternal lainnya, kesenjangan pengetahuan dan pemahaman tentang sistem ERP, pengetahuan, pengalaman, dan masalah pengguna ERP tidak didokumentasikan dengan baik. Dan dampak dari hal ini semua adalah hilangnya aset perusahaan mengenai pengetahuan, pengalaman, dan tutor transfer pengetahuan. Keberhasilan implementasi ERP terkait erat dengan kelompok karyawan yang berpengetahuan tertentu serta manajemen pengetahuan tim yang efektif selama siklus pengembangan sistem ERP dan peran utama manajemen pengetahuan dalam proses implementasi ERP adalah memfasilitasi sharing mengenai pengetahuan antar anggota tim sistem ERP. Masalah utama dalam perusahaan adalah terdapat fragmentasi dalam proses menghubungkan organisasi eksternal (konsultan dan lainnya), sehingga integrasi pengetahuan menjadi semakin sulit. Dan solusi yang diajukan penulis adalah skema dan siklus transfer pengetahuan eksternal dan teori kolaborasi yang dikembangkan oleh model SECI.

Implementasi sistem ERP tidak terlepas dari peran konsultan dan pihak eksternal lainnya. Konsultan dibayar dengan biaya sangat besar. Jika perusahaan menggunakan jasa konsultan secara berkelanjutan tanpa harus memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki, jika perusahaan menggunakan jasa konsultan secara berkelanjutan tanpa memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki, hal ini dapat meningkatkan pengeluaran anggaran perusahaan, belum lagi biaya pelatihan reguler oleh konsultan. Jika perusahaan menggunakan pola pikir jangka panjang, maka mereka akan melihat transfer pengetahuan atau akuisisi dari konsultan sebagai keuntungan yang signifikan bagi perusahaan, tidak hanya dari aspek finansial tetapi juga dari kemampuan pengetahuan dan kemampuan pengguna dari sistem ERP nantinya. Sebuah penelitian menemukan bahwa lebih dari 60% perusahaan Fortune 500 telah mengadopsi sistem ERP. Perusahaan robotika berhasil meningkatkan waktu pengiriman hingga 40% setelah menerapkan sistem ERP, dan Delta Electronics berhasil mengurangi kebutuhan laboratorium divisi kontrol produksi hingga 65%. 

Gambar 1. Model SECI


Manajemen pengetahuan adalah manajemen pengetahuan perusahaan dalam menciptakan nilai bagi bisnis dan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dengan mengoptimalkan proses pembuatan, komunikasi, dan penerapan semua pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bisnis. Selain itu, tujuan penggunaan KM adalah memperbaiki komunikasi antara manajemen puncak dan karyawan untuk mempertahankan proses kerja. Di dalam penelitian ini terdapat 4 tahap metode penelitian; yakni rencana penelitian, identifikasi penelitian, pemilihan paper, dan sintesis.

Berikut kerangka penelitian dan proses teknis yang diajukan oleh penulis:

Gambar 2. Research Framework

Proses teknis yang diajukan penulis adalah:
  • Langkah pertama sebelum merumuskan mekanisme proses transfer pengetahuan dari luar ke perusahaan internal, penulis mengkategorikan orang yang dianggap pihak eksternal dalam implementasi ERP dan pengetahuan aset yang mereka miliki. Kemudian, mengelompokkan aset menjadi pengetahuan diam-diam dan eksplisit, dan teknologi pendukung yang memungkinkan penggunaan perusahaan. Hasil pengelompokan ditunjukkan pada tabel.
Tabel 1. Dimensi dan skema

  • Langkah kedua adalah aplikasi proses teknis model SECI; yaitu Kombinasi (melakukan diseminasi pengetahuan eksplisit melalui presentasi atau pertemuan langsung setiap bulan), Sosialisasi (interaksi antara pihak luar dan staf perusahaan, pimpinan proyek dengan staf dan konsultan poryek), Internalisasi (membuat dokumentasi pengetahuan), dan Eksternalisasi (menerjemahkan pengetahuan secara tacit dari para ahli)
Kesimpulan penelitian ini adalah:

  • Pada dasarnya makalah ini mengacu pada model SECI yang digunakan sebagai mediator (atau alat) untuk menengahi proses transfer pengetahuan antara perusahaan eksternal dalam implementasi ERP (seperti konsultan, vendor, pemasok, supervisor, ahli, dan mitra kerja lainnya) kepada perusahaan internal.
  • Kemudian, penulis menambahkan variabel lain di luar model utama SECI, aset dan variabel eksternal pengetahuannya (diam-diam dan eksplisit) yang membawa dan variabel pengetahuan internal perusahaan (individu dan kelompok).
  • Kelemahan dan juga faktor kunci keberhasilan model ini bergantung pada keseriusan dukungan manajemen puncak untuk berbagi program pengetahuan dan pengalaman di semua tingkat di dalam perusahaan, terutama di tingkat karyawan

Sumber asli jurnal:
Mahendrawathi, Saide, 2015, Knowledge Management Support for Enterprise Resource Planning Implementationdoi: 10.1016/j.procs.2015.12.170.






Journal Review #3: Sistem Manajemen Database Geologi Bawah Tanah untuk Perbaikan Proses Pemetaan, Studi Kasus Tambang Zona Bijih Bawah (DOZ), PT Freeport Indonesia

Sistem Manajemen Database Geologi Bawah Tanah untuk Perbaikan Proses Pemetaan, Studi Kasus Tambang Zona Bijih Bawah (DOZ), PT Freeport Indonesia

Jurnal oleh:  Harman Setyadi, LilikEko Widodo, HeriSetiono, Lasito Soebari
Ulasan oleh: Desi Likman Daniyasti (Teknik Industri UI 2015)


Pada tugas ketiga Mata Kuliah Sistem Informasi, saya akan mengulas paper yang berjudulkan Underground Geological Database Management System for Mapping Process Improvement, Case Study of Deep Ore Zone (DOZ) Mine, PT Freeport Indonesia oleh Harman Setyadi, LilikEko Widodo, HeriSetiono, dan Lasito Soebari. Pada bab pendahuluan, penulis menjelaskan apa itu pemetaan geologi. Pemetaan geologi terdiri dari pengamatan aspek litologi, mineralogi, alterasi, dan struktural. Tujuan pengumpulan data untuk pemetaan geologi adalah untuk menciptakan standarisasi pengumpulan data dan prosedur pencatatan data untuk menetapkan data geologi bawah tanah yang umum dan terpusat. Proses pemetaan geologi terdiri dari pengamatan data lapangan, pencatatan, kompilasi, integrasi, evaluasi, dan pelaporan secara tradisional. Informasi pada pemetaan teknologi merupakan sebuah transparansi informasi yang mengasumsikan bahwa semua data dicatat dengan benar pada waktu yang tepat. Semua data atau informasi harus dimasukkan dan dipublikasikan dalam sistem database terpadu sehingga ahli geologi (pengguna) dapat mengakses data yang dikumpulkan oleh ahli geologi lain dan atau lainnya dari berbagai sumber data yang berkaitan dengan aspek geologi serta operasi tambang. Data penunjang geologis bawah tanah adalah pemetaan wajah untuk laporan pengamatan harian pengembangan litologi, pemetaan limbah struktural dan bijih, dan penilaian asam batuan asam (ARD) dari pemetaan geologi, laporan kemajuan pengeboran harian sebagai penebangan cepat, yang dilaporkan untuk kondisi geologi umum termasuk penilaian tingkat struktur, struktur, penilaian kondisi RQD dan penilaian kondisi dasar untuk lubang percontohan, dan dukungan geologi bawah tanah mingguan terkait dengan produksi tambang bawah tanah DOZ dengan cara pemetaan titik geologi tiap mingguan.

Perkembangan kemajuan database:
  • Pengemabangan tahap pertama, keberhasilan dalam memindahkan data historis dari sistem database MS Excel dan in-house ke database Pengelolaan Gua Bawah Tanah terpadu menggunakan platform sistem database komersial. Migrasi data ke sistem database komersial adalah untuk mengurangi penggunaan pengembang database dan untuk memiliki dukungan dan pemeliharaan sistem dari vendor. Pertimbangan lainnya adalah menggunakan praktik eksplorasi dan administrasi database tambang yang paling umum.
  • Pengembangan tahap kedua, merupakan database struktur geologi yang memiliki tipe data tertentu. Pada tahap ini, perbedaan tipe data dan tipe data eksklusif untuk tujuan khusus telah tersimpan di database independen namun menggunakan sistem database komersial yang sama. Sistem pemetaan terpadu, pemetaan database dan visualisasi 3D telah merapikan data yang tercatat serta prosedur pelaporan (Manning, 2010).
  • Pengembangan tahap ketiga, merupakan database eksplorasi, yang digunakan untuk pengeboran data informasi repositori. Database eksplorasi adalah sumber data pemodelan dan perhitungan sumber daya mineral. Geologi tambang sebagai bagian dari eksplorasi awal yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi proyek pengeboran yang berkaitan dengan geoteknik dan hidrologi untuk tambang bawah tanah. Selain itu juga digunakan untuk pengeboran infill atau proyek pengeboran delineasi. Data pengeboran digunakan untuk pemodelan sumber daya cadangan. Pengeboran geoteknik secara teratur diminta untuk memperbaiki pengembangan desain tambang dan operasi tambang. Pengeboran hidrologi dirancang untuk proyek pengeringan air, yang dijalankan oleh Departemen Hidrologi.
Pengembangan database bawah tanah lebih lanjut:

  • Dirancang untuk diusulkan bagi Data Eksplorasi Tambang dan Business Intelligence (KDD) untuk tambang bawah tanah yang terkait dengan informasi geo-sains. Hal ini kemudian dapat digunakan untuk memperbaiki semua proses termasuk perencanaan tambang, penjadwalan produksi, pesanan menarik, antisipasi potensial mud rush, dan mitigasi mud rush.
Kesimpulan penelitian ini adalah:
  • Berdasarkan studi dan pengembangan, sistem manajeen database tahap pertama berhasil didirikan untuk mempercepat terciptanya laporan geologi rutin dan memperbaiki kualitas data dan laporan
  • Pengembangan dan peningkatan lebih lanjut yang melibatkan beberapa departemen dengan berbagai jenis data dan metode pengumpulan data yang berbeda akan menciptakan sistem database yang lebih kompleks dan harus memerlukan sebuah standardisasi

Sumber asli jurnal:
Setiono H., Setyadi, H., Soebari L., Widodo, L., 2013, Underground Geological Database Management System for Mapping Process Improvement, Case Study of Deep Ore Zone (DOZ) Mine, PT Freeport Indonesia, doi: 10.1016/j.proeps.2013.01.010.
Available at: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1878522013000118

Journal Review #2: Prospek E-Commerce di Polandia

Prospek E-Commerce di Polandia

Jurnal oleh: Katarzyna Bredzel-Skowera & Tomasz Turek
Ulasan oleh: Desi Likman Daniyasti (Teknik Industri UI 2015)


Pada tugas kedua Mata Kuliah Sistem Informasi, saya akan mengulas sebuah jurnal mengenai E-Commerce yang berjudulkan The Prospects of E-Commerce in Poland yang dituliskan oleh Katarzyna Bredzel-Skowera dan Tomasz Turek, yang berasal dari Czestochowa University of Technology. Pada bab pendahuluan, penulis menjelaskan definisi dan fungsi e-commerce. E-Commerce mencakup transaksi mengenai pembelian barang atau jasa antar individu, perusahaan, lembaga, hingga pemerintahan yang dilakukan melalui jaringan, berdasarkan Internet Protocol dan melalui jaringan komputer lainnya. Fungsi E-Commerce adalah menjalankan bisnis secara B2B (Business to Business), B2C (Business to Customer), C2C (Customer to Customer), dan C2B (Customer to Business). E-Commerce di Polandia merupakan sebuah industri yang terbilang baru, namun seiring berjalannya waktu, e-commerce berkembang dengan pesat di Polandia. Contoh e-commerce yang sudah berkembang di Polandia; yakni situs perbandingan harga (Okazje.info, Ceneo, dan Skapiec), situs belanja online (Limango, Zlotewyprzedaze, Groupon, dan Citeam), dan sistem reservasi online (Trivago, Kayak, Booking). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana strategi pemasaran sebagai hal yang bermasalah bagi e-commerce Polandia dan untuk memberikan usulan perbaikan atau improvement di bidang pemasaran bagi e-commerce Polandia. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penggunaan data sekunder (Database Eurostat, CSO Polandia, Genius, dan Dotcom River), penggunaan data primer (wawancara dengan 1500 pengguna internet Polandia yang berusia lebih dari 15 tahun). Pengumpulan data dikumpulkan dari tanggal 26 Februari hingga 7 Maret 2014 dengan survei longitudinal Computer-Assisted Web Interview (CAWI). 

Perkembangan e-commerce di Polandia adalah sebagai berikut:
  • Nilai e-commerce Polandia pada tahun 2013 meningkat sebesar 21% dibandingkan saat 2012, yakni EUR 6.2 Miliar
  • Penjualan melalui internet meningkat sebesar 21.2% pada tahun 2012, melebihi nilai $1 Miliar pertama kalinya dalam sejarah
  • Peningkatan jumlah e-store di Polandia yang diakibatkan oleh peningkatan popularitas belanja online dengan konsumen, peningkatan jumlah rumah tangga dengan akses internet, dan jumlah pengguna perangkat mobile
Polandia merupakan pasar yang menarik untuk pengembangan e-commerce, hal tersebut ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
  • Lebih dari 34% pengguna internet melakukan belanja online pada tahun 2014
  • Kelompok pengguna internet yang berbelanja secara online terus berkembang
Faktor-faktor menarik untuk internet user melakukan belanja online:
  • Harga menarik
  • Aspek tampilan situs web
  • Pembayaran mudah
  • Waktu pengiriman cepat
  • Testimoni dari pelanggan sebelumnya
  • Tata letak penempatan informasi rinci mengenai persyaratan pembelian dan keluhan
  • Aspek fungsi situs web
  • Penjualan dan penawaran 
  • Biaya pengiriman murah 
Usulan strategi perbaikan pemasaran e-commerce adalah dengan membangun hubungan jangka panjang dengan klien dan operasi yang transparan guna menciptakan layanan web belanja yang intuitif dan perilaku yang baik hubungan dengan klien. Web analytic tool merupakan proses yang terdiri dari pengumpulan data, analisis, perencanaan, dan pengambilan tindakan. Fungsi web analytic tool bagi e-commerce adalah untuk mengumpulkan data kuantitatif mengenai perilaku e-consumer; seperti bagaimana pengguna internet sampai ke sebuah situs web, berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk melihat suatu situs web, dan berapa kali mereka mengunjungi laman tersebut hingga sampai mereka di tahap mengambil keputusan untuk membeli, hal inilah yang akan menjadikan bahan pembelajaran e-commerce untuk memperoleh omset yang tinggi. Sedangkan, di Polandia, penggunaan web analytic tool pada e-commerce hanya sekitar 20% dan hal ini sangat disayangkan karena sebenarnya layanan web memberikan panduan gratis mengenai elemen-elemen yang layak untuk dioptimalkan dan mengingat bahwa kegiatan pemasaran di Polandia dengan penggunaan jejaring sosial belum dilakukan secara maksimal (sekitar 63%).

Usulan perbaikan strategi pemasaran e-commerce Polandia adalah:
  • Pemasaran e-commerce harus menjadi keputusan strategis dan harus melayani pembangunan citra toko
  • Kesinambungan tindakan
  • Kampanye pemasaran dengan pengetahuan tentang banyak web analytic tool untuk menganalisis perilaku pengguna
  • Kegiatan pemasaran dan biayanya harus dikaitkan dengan tujuan spesifik penjualan
  • Menjadikan website bukan sebagai media, melainkan sebagai penjual
  • Bergerak menjauh dari konsep anggaran pemasaran
Kesimpulan penelitian ini adalah:
  • Berkenaan dengan volume omset perusahaan dari e-commerce, posisi Polandia berada di bawah rata-rata untuk negara anggota EU
  • Sehubungan dengan tingkat belanja online, Polandia berada di bawah rata-rata Eropa, jumlah toko online di Polandia terus berkembang
  • Jumlah orang yang berbelanja online di Polandia terus berkembang
  • Panduan bagi e-shop untuk mencoba membangun hubungan jangka panjang dengan klien, memungkinkan mereka menciptakan komunitas, menggunakan gagasan, dan mendengarkan pendapat pelanggan dan berfokus pada transparansi operasi

Sumber asli jurnal:
Bredzel, K., Turek, T., 2015, The Prospects of E-Commerce in Poland, doi: 10.1016/j.procs.2015.09.038 







Journal Review #1: Sistem Informasi Kepemimpinan dan Praktik Manajemen Baru Pasca Merger dan Akuisisi

Sistem Informasi Kepemimpinan dan Praktik
Manajemen Baru Pasca Merger dan Akuisisi

Jurnal oleh: Konstantopoulos Nikolaos &  Triantafyllopoulos Yiannis (2013)
Ulasan oleh: Desi Likman Daniyasti (Teknik Industri UI 2015)


Pada tugas pertama dari Mata Kuliah Sistem Informasi, di sini saya akan membahas mengenai ulasan jurnal yang telah saya ulas sebelumnya. Adapun judul paper yang saya review adalah The Leadership's Information System of New Performance Management Practices after Mergers and Acquistions yang ditulis oleh Konstantopoulos Nikolaos dan Triantafyllopoulos Yiannis yang berasal dari Department of Business Administration, University of The Aegean, Greece, pada tahun 2013. Pada bab pendahuluan, penulis menjelaskan apa itu peran sistem informasi dan manajemen kinerja baru sebuah perusahaan baru. Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling bekerja untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis, dan visualisasi dalam suatu organisasi. Manajemen kinerja sebuah perusahaan baru merupakan sebuah strategi yang dilakukan oleh perusahaan ketika perusahaan baru saja mengalami perubahan besar, seperti merger (penyatuan beberapa perusahaan) atau akuisisi, dengan maksud untuk memberjalankan organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan atau competitive advantage perusahaan. Faktor-faktor penting dalam manajemen kinerja baru terdiri dari 11 hal utama, yaitu kesepakatan, komitmen, kepemimpinan manajer, partisipasi, akuntabilitas manajer, pelatihan dan pendidikan, komunikasi, umpan balik, infrastruktur sistem informasi, manajemen pengetahuan, dan penghargaan. Dalam suatu organisasi perusahaan yang di mana perusahaan baru saja mengalami suatu perubahan besar, seperti merger dan akuisisi, kepemimpinan memiliki sebuah peran baru yang penting bagi keberlangsungan perusahaan ke depannya atau disebut juga Top Management. Top Management pada fungsi ini tidaklah luput dari segi sistem informasi. Pada penelitian ini, penulis mengambil beberapa data sebagai bahan penelitian mereka; yaitu harapan pegawai saat praktik manajemen kinerja baru diumumkan, indikasi tingkat penerapan atau implementasi praktik manajemen kinerja baru, dan peran stakeholder dalam penerapan praktik manajemen kinerja baru. Kemudian, berdasarkan kumpulan data yang telah disebutkan, penulis mencoba membuat sebuah model teoritis (Gambar 1.) mengenai peran ketiganya terhadap keberlangsungan perusahaan.

Gambar 1. Model Teoritis

Penulis turut membuat sebuah hipotesis di dalam penelitian ini, yaitu semakin besar suatu kontribusi hingga kepercayaan stakeholder terhadap sistem informasi kepemimpinan, maka semakin efektif pula penerapannya, dan berlaku juga hal sebaliknya. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemrolehan sampel yang dilakukan dengan sebuah survei dengan penggunaan form kuesioner yang disebarkan ke 750 karyawan di berbagai macam sektor perusahaan di Yunani yang telah menerapkan sistem informasi kepemimpinan sebagai praktik manajemen kinerja setelah merger dan akuisisi 2 - 4 tahun lamanya. Hasil pemrolehan data menunjukkan bahwa sebanyak 50% data berasal dari karyawan industri, 33% berasal dari perbankan, dan 17% berasal dari sektor komersial. Penilaian yang dilakukan terhadap data yang diperoleh menggunakan skala Likert (1-5) untuk seluruh pertanyaan yang berkenaan dengan kepemimpinan. Hasil perolehan data menyatakan bahwa konsistensi internal yang besar di antara pertanyaan untuk sektor-sektor yang disebutkan dan keandalan yang tinggi. 

Hasil analisis yang dinyatakan oleh penulis menyatakan bahwa:
  • Orang-orang yang bekerja untuk sektor komersial memiliki harapan yang lebih tinggi daripada mereka yang bekerja di sektor Perbankan atau Industri. Penyelidikan ini berdasarkan nilai Kruskal - Wallis, orang-orang di sektor komersial mengembangkan tingkat harapan yang lebih tinggi ketika sistem informasi kepemimpinan mulai diterapkan pada organisasi baru yang dibuat setelah merger atau akuisisi.
  • Mengenai tingkat pelaksanaannya atau tingkat adaptasi sistem informasi kepemimpinan setelah minimal 2 tahun pelaksanaannya, kita dapat melihat bahwa bagi karyawan sektor perbankan dan industri penerapan sistem informasi kepemimpinan telah berhasil, berlawanan dengan persepsi karyawan sektor komersial.
  • Mengenai tingkat kepercayaan yang diberikan pemangku kepentingan kepada praktik manajemen kinerja yang spesifik kepemimpinan, hal ini mengikuti tingkat implementasi, dimana sektor komersial lebih rendah nilai rata-ratanya daripada sektor perbankan dan industri.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

  • Model teoritis didasarkan pada hubungan yang tercipta dari niat karyawan setelah pengumuman praktik manajemen kinerja spesifik dan kontribusi / kepercayaan pemangku kepentingan utama (stakeholder) perusahaan atas keberhasilan penerapan praktik baru ini.
  • Dari data hasil, harapan dengan tingkat tinggi di awal, dapat mendorong tingkat implementasi yang rendah (karyawan tidak pernah menerima atau menyesuaikan praktik manajemen kinerja ini) saat menengahi tingkat kepercayaan yang rendah dari para pemangku kepentingan.
  • Jelas bahwa antara dua bidang, harapan karyawan dan keberhasilan penerapan sistem informasi kepemimpinan, faktor pemangku kepentingan beroperasi sebagai mediator yang dapat menghambat atau mengurangi tingkat harapan awal yang tinggi dengan hasil yang relevan di tingkat pelaksanaan.
  • Kelemahan dari harapan awal untuk diubah seratus persen menjadi implementasi efektif dilambangkan pada gambar 3 dengan garis titik dan mewakili sikap "negatif" sehari-hari atau jika terjadi gesekan harian yang dibentuk dengan kontribusi pemangku kepentingan perusahaan.

Referensi:
  • Armstrong M.(2006), ‘Performance Management. Key strategies and practical guidelines`3rd edition, pp. 2-5
  • Sakas, D.P., Simos, T.E., A fifth algebraic order trigonometrically-fitted modified Runge-Kutta Zonneveld method for the numerical solution of orbital problems, (2005) Mathematical and Computer Modelling, 42 (7-8), pp. 903-920.
  • Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., Triantafyllopoulos, Y., The strategy of stakeholder briefing during merger negotiation in the bank market, (2009) Journal of Management Development, 28 (7), pp. 622-632.
  • Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., Triantafyllopoulos, Y., The dimension of communication in the merger: Simulation with dynamic model (2007) AIP Conference Proceedings, 963 (2), pp. 1062-1065.
  • Triantafyllopoulos, Y., Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., The role of leadership in high tech manufacturing companies in a changing environment (2012) Key Engineering Materials, 495, pp. 176-180.
  • Triantafyllopoulos, Y., Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., The performance management after mergers and acquisitions in high technology manufacturing business (2012) Key Engineering Materials, 495, pp. 171-175.
  • Vaxevanou, A.Z., Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., Outsourcing or insourcing in the high technology systems sector in a maritime company (2012) Key Engineering Materials, 495, pp. 163-166.
  • Terzi, M.C., Sakas, D.P., Vlachos, D., Marketing dynamic simulation modelling in high tech laboratories (2012) Key Engineering Materials, 495, pp. 23-27.

Sumber asli paper:
Nikolaos, K., Yiannis, T., 2013, The Leadership's Information System of New Performance Management Practices after Mergers and Acquisitions, doi: 10.1016/j.sbspro.2013.02.100.



[REVIEW] Mecapan: First Beauty Services Platform in Indonesia!

Hi! Berbicara tentang berdirinya perusahaan start-up di Indonesia, terutama di bidang teknologi untuk penyediaan jasa kecantikan dan pera...